Sebelum sesi ngobrol whatsapp berakhir, salah satu kawan saya yang seprofesi (sablon maksudnya) berusul untuk membuat tulisan seputar kain beserta kompleksitasnya, hehe pagi-pagi udah rumit aja nih. Ngga, maksudnya ada beberapa hal yang menurut dia dan juga sepertinya untuk vendor-vendor kelas non-garmen/pabrik harus luruskan kepada klien, baiklah ini dia.
Seperti yang kita tahu bersama, salah satu "keunggulan" dari vendor skala kecil adalah minimum kuantiti dengan jumlah yang sedikit, ada yang mulai dari 12pcs/desain, 2 lusin, 3 lusin, berbeda dengan skala besar yang setahu saya bisa dimulai kuantiti minimumnya dari 5 lusin bahkan hingga 10 lusin per desain.
Nah, "keunggulan" tadi tentu saja melahirkan konsekuensi tertentu salah satunya adalah terbatasnya pemilihan warna kain.
Saya tidak sedang bilang anda tidak boleh memilih warna merah cabe, merah tomat, biru benhur, hijau ee kuda, ungu janda kembang, atau apapun itu selama ada dalam katalog yang vendor sediakan. Katalognya tentu saja dari suplier kain andalan masing-masing vendor.
Kasusnya seperti ini, kawan saya pernah diorder dan klien memilih warna biru navy. Klien lalu mengirim desain berikut mock-up seraya merequest warna kain seperti yang di mock-up, tentu saja kawan saya meng-OK-kan dengan asumsi itu adalah biru navy secara umum dan itu berarti juga biru navy yang ada pada katalog, sebelum diproofingkan kawan saya yang bertindak sebagai vendor sudah mengomunikasikan terlebih dahulu bahwa biru navy akan mengikuti apa yang ada dalam katalog, dan jawaban klien adalah IYA.
Ketika selesai dan hasil proffing dikirim, kliennya bilang: "Kok warna kainnya beda sama mock-up?" ##**@@
Tidak seperti cat sablon yang memang bisa dikustomisasi dalam jumlah sedikit, warna kain hanya akan bergantung pada warna yang telah disediakan suplier, jika misalnya anda menginginkan warna kain merah cabe tetapi lebih kuning sedikit, sebaiknya kubur saja keinginan itu karena hampir dipastikan tidak akan terwujud. Setahu saya jika memang anda ingin menggunakan warna kain persis dengan keinginan anda sendiri (custom), maka harus pemesanan dalam jumlah sangat besar, misalnya 8 roll kain/warna (asumsi 1000-an kaos), silakan koreksi bila salah hehe..
Lalu yang harus dicatat lagi adalah, mengingat suplier kain yang digunakan vendor berbeda-beda maka katalog suplier satu dengan yang lainnya akan berbeda, misalnya merah tomat katalog suplier A akan berbeda dengan katalog suplier B, begitu seterusnya, jikapun vendor menyanggupi untuk survey ke banyak suplier jangan memaksakan untuk mencari semua suplier yang ada di satu kota, cape bro :), ingat transaksi vendor dan klien ini harus win win solution, sebab jika tidak tentu saja vendor karena memiliki kapasitas waktu dan tenaga terbatas, tanpa bermaksud menolak rezeki akan dengan segala kerendahan hati menolak order yang terlalu rumit :)
Jadi, jika saat ini anda masih mengandalkan vendor skala kecil karena memang order juga jumlahnya sedikit, jadilah fleksibel dalam pemesanan, percayalah beda sedikit-sedikit bukanlah akhir dunia :)
@ataedun
(bagi yang ingin mengusulkan pembahasan untuk dijadikan tulisan, silakan follow twitter saya, dan chitchat dulu disana yes? kenapa di twitter? ya pengen aja atuh banyak followernya)
Seperti yang kita tahu bersama, salah satu "keunggulan" dari vendor skala kecil adalah minimum kuantiti dengan jumlah yang sedikit, ada yang mulai dari 12pcs/desain, 2 lusin, 3 lusin, berbeda dengan skala besar yang setahu saya bisa dimulai kuantiti minimumnya dari 5 lusin bahkan hingga 10 lusin per desain.
Nah, "keunggulan" tadi tentu saja melahirkan konsekuensi tertentu salah satunya adalah terbatasnya pemilihan warna kain.
Saya tidak sedang bilang anda tidak boleh memilih warna merah cabe, merah tomat, biru benhur, hijau ee kuda, ungu janda kembang, atau apapun itu selama ada dalam katalog yang vendor sediakan. Katalognya tentu saja dari suplier kain andalan masing-masing vendor.
Kasusnya seperti ini, kawan saya pernah diorder dan klien memilih warna biru navy. Klien lalu mengirim desain berikut mock-up seraya merequest warna kain seperti yang di mock-up, tentu saja kawan saya meng-OK-kan dengan asumsi itu adalah biru navy secara umum dan itu berarti juga biru navy yang ada pada katalog, sebelum diproofingkan kawan saya yang bertindak sebagai vendor sudah mengomunikasikan terlebih dahulu bahwa biru navy akan mengikuti apa yang ada dalam katalog, dan jawaban klien adalah IYA.
Ketika selesai dan hasil proffing dikirim, kliennya bilang: "Kok warna kainnya beda sama mock-up?" ##**@@
Tidak seperti cat sablon yang memang bisa dikustomisasi dalam jumlah sedikit, warna kain hanya akan bergantung pada warna yang telah disediakan suplier, jika misalnya anda menginginkan warna kain merah cabe tetapi lebih kuning sedikit, sebaiknya kubur saja keinginan itu karena hampir dipastikan tidak akan terwujud. Setahu saya jika memang anda ingin menggunakan warna kain persis dengan keinginan anda sendiri (custom), maka harus pemesanan dalam jumlah sangat besar, misalnya 8 roll kain/warna (asumsi 1000-an kaos), silakan koreksi bila salah hehe..
Lalu yang harus dicatat lagi adalah, mengingat suplier kain yang digunakan vendor berbeda-beda maka katalog suplier satu dengan yang lainnya akan berbeda, misalnya merah tomat katalog suplier A akan berbeda dengan katalog suplier B, begitu seterusnya, jikapun vendor menyanggupi untuk survey ke banyak suplier jangan memaksakan untuk mencari semua suplier yang ada di satu kota, cape bro :), ingat transaksi vendor dan klien ini harus win win solution, sebab jika tidak tentu saja vendor karena memiliki kapasitas waktu dan tenaga terbatas, tanpa bermaksud menolak rezeki akan dengan segala kerendahan hati menolak order yang terlalu rumit :)
Jadi, jika saat ini anda masih mengandalkan vendor skala kecil karena memang order juga jumlahnya sedikit, jadilah fleksibel dalam pemesanan, percayalah beda sedikit-sedikit bukanlah akhir dunia :)
@ataedun
(bagi yang ingin mengusulkan pembahasan untuk dijadikan tulisan, silakan follow twitter saya, dan chitchat dulu disana yes? kenapa di twitter? ya pengen aja atuh banyak followernya)
UNGU JANDA atau HIJAU EE KUDA
Reviewed by TUKANG SABLON KEREN
on
December 24, 2013
Rating:
thank you for sharing a nice article, this could be a feedback for us, in wait for the next article
ReplyDelete